Saudara-saudara KU, Saat-nya kita kembali kepada Nurani Ber-Bangsa dan Ber-Negara. Baca dan hayati Makna...
Dewasa ini, dimana-mana selalu kita dengar slogan atau Pidato tentang toleransi, yg memberikan kesan terdapat dinamika Masyarakat yg berkonstribusi terhadap "Sagragasi" Budaya dan Agama, yg pada akhirnya lahir ketegangan bersifat "Laten". Ini semua boleh bisa jadi aktornya adalah pelaku Ekonomi, Politik atau stratifikasi Sosial bangsawan tidak dermawan.
Toleransi berasal dari bahasa latin “tolerantia” yang berarti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Secara etimologis istilah “tolerantia” dikenal dengan sangat baik di dataran Eropa, terutama pada Revolusi Perancis saat menghadapi *Setuasi Sosial Radikal*. Hal itu terkait dengan slogan kebebasan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi inti Revolusi Perancis sehingga berdampak di seluruh Eropa.
Kalau *Revolusi* , jadi ukuran lahirnya Slogan toleransi maka boleh bisa jadi, Konsep *Revolusi Mental* lahir sebagai akibat dari, hilang-nya Rasa Kebebasan ber-ekspresi, Persamaan Hak sebagai warga Negara dan lahirnya Pertentangan antar sesama *ANAK BANGSA* yg berakibat pada tercabik-cabik rasa Persaudaraan (bc.Ke-Bhinnekaan dalam Sumpah Pemuda).
Istilah Toleransi juga melegitimasi adanya *Kaum* yg tidak siap menerima perubahan, hingga tidak toleran kepada perkembangan, karena mempertahankan tradisi-tradisi masa lalu, sebagai bahagian dari minimnya Sumber Daya Manusia yg Terampil dan siap untuk berubah.
Sementara itu, dalam Sejarah, dijumpai Fakta bahwa Masyarakat Metropolis dan Komunal memahami bahwa-sanya. *PERUBAHAN PERADABAN* selalu ditandai dengan ke-tidak siapan yg melahirkan pertentangan, hingga pada akhir-nya dapat melahirkan, *kebijakan Revolusi Industri di Prancis dan atau Revolusi Mental di Indonesia Raya*
Kalau demikian adanya, maka Toleransi hanya dimaknai *Fatamorgana*, karena *deklarator* adalah Tokoh Masyarakat, Pelaku Ekonomi sebagai pemilik Modal dan Pemerintah atau pihak yg berkepentingan terhadap perubahan Peradaban. Sementara *Kesenjanga* dalam Masyarakat yg menguasai sumber Ekonomi Makro di MALL dan Masyarakat Pelaku Ekonomi Sub-Sider di pasar-pasar tradisional semakin tidak terbendung. Hal ini dapat berakibat lahirnya *asumsi* bahwa *Toleransi* adalah istilah yg digunakan untuk menekan Dinamika Revolusi Sosial yg dipandang Radikal.
( Saudara-saudara KU. Di Indonesia dari dahulu kala, tidak mengenal Istilah Toleransi, karena Yg diketahui dalam sejarah adalah istilah, *Gotong-royong, Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika, Ekonomi Ke-Rakyatan dan Pendidikan Rakyat Semesta tanpa diskriminasi.* Toleransi adalah istilah atau Makhluk yg terlahir dari bumi Eropa pada Abad XVIII/18 di Prancis. sebagai akibat dari pertentangan antara Kaum Agamawan dan Pemerintahan monarki Absolut. Untuk itu, saatnya kita kembali kepada Tradisi leluhur bangsa yg mengedepankan kepentingan Bangsa dan Negara diatas kepentingan individu, Kelompok dan Golongan. Oleh : HABIB IDRUS AL HAMID SI Hitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantara. Papua.Senin 25/06/2018)...🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩👏🏽👏🏽👏🏽👏🏽
Tidak ada komentar:
Posting Komentar