DR. IDRUS. AL HAMID. S.Ag. M.Si
Saudara-saudara KU, Ini sangat Penting baca dan renungkan Makna.... Jangan lupa Baca Bissmillah..
Kaum abangan dewasa ini sering digunakan untuk menyebut masyarakat yang rela memeluk Islam, namun tetap bertahan membiarkan dirinya larut kedalam kepercayaan dan ritus-ritus lama yang seudah berurat akar sampai ratusan tahun. Secara etimologis, kata abangan berasalal dari bahas Jaba abang yang berarti merah. Seperti merahnya kulit anak baru lahir atau jabang bayi. Kata abangan kemudian mengandung makna konotatif, yaitu orang-orang yang masih ‘baru’ dalam keislamannya.. Mereka ini yang dikenal sebagai Islam nominal atau lebih popular dikalangan santri dengan istilah golongan abangan.
Lahirnya golongan abangan, khususnya di Jawa tidak dapat dipisahkan dari struktur pengislaman di Jawa. Hal tersebut berhubungan dengan kebudayaan Jawa sebagai asal-usul lingkungan bagi golongan-golongan tersebut. Didaerah-daerah Pantai Utara, tempat kebudayaan Hindu kurang berpengaruh, Islam lebih kuat dan mampu merembes dalam kehidupan social paguyuban santri. Sebaliknya, ditempat-tempat dimana agama Hindu masih kuat berpengaruh, Islam cenderung mencari kompromi. Hal tersebut berarti bahwa, Islam sadar untuk menciptakan sintesis dengan faktor-faktor budayawi lain yang telah datang lebih dulu. Hasilnya berupa Islam sinkretik sebagai pandangan dunia abangan.
Seorang ulama berdarah Majapahit, yang lahir di Kadipaten Tuban, yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Jawa yaitu Sunan Kalijaga, mati-matian membendung gerakan militansi Islam. Beliau seringkali mengingatkan, bahwasanya membangun akhlaq lebih penting daripada mendirikan sebuah Negara Islam.
Sunan Kalijaga, memahami bahwa guna mengokohkan persatukan maka " Kaum Santri dan Abang, harus di arahkan untuk tidak mempertentangkan persoalan Wilayah atau Negara (bc. nasionalisme Mera vs Nasionalis Hijau ). Konsep Akhlaq yg diajarkan oleh Sang SUNAN, seperti lahirnya Budaya Gotong-royong, Makan bersama dalam acara 1 Sura dll. Sangat berdampak terhadap lahirnya "NASIONALISME" Nusantara, yg terpadu antara Konsep Kaum Abangan dan Kaum Santri.
Kaum Kapitalis Asing dan Aseng, sangat khawatir kalau di zaman ini, lahir Sunan-Sunan Nusantara yg mampu memadukan Nasionalis Abangan dan Nasionalis Santri. Karena bersatu-nya "ABANG DAN SANTRI " akan melahirkan Nasionalis Sejati.. yg menjadi pertanyaan : " SAAT INI POSISI PTKIN SEPERTI APA "..
PTKIN seharusnya menjadi Pintu Gerbang " MODERASI WASYATHIYAH ". Artinya Mampu melahirkan sosok Nasionalis Sejati yg memahami Simbol-Simbol Peradaban Nusantara dari Zaman Majapahit hingga Jaman Kopy " PAHIT SIANIDA " saat ini.
( Saudara-saudara, KU. Mari kita teropong Sejarah " NASIONALIS NUSANTARA SEJATI ".. Karena PTKIN menurut saya akan mampu mengukir sejarah " Terpadu-nya Nasionalisme Abangan dengan Nasionalisme Santri. Oleh. Habib. IDRUS AL HAMID. Si Hitam Manis Penjaga Gawang Timur Nusantara. Papua. 08/06/2018 )...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...
-
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Terkadang kita baru memahami bahwa, hidup itu h...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID,M.Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Semoga tulisan berikut ini, dapat merangsang cakra...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Risalah kecil ini adalah usaha seorang insan kerdil untu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar