Kamis, 19 Juli 2018
" TOKOH AGAMA SEBAGAI SACRED CANOPY DALAM BUDAYA PEMADAM KEBAKARAN "
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID
REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA
Saudara-saudara KU, Tatkaka Agama berada dalam simbol-simbol dinamika sosial, maka ketegangan harusnya mempu di elimenir dalam sangkaan. Baca untuk saling berbagi Pengetahuan.
_________________________________
Agama merupakan realitas sosial yang di konstruksikan mampu memberikan Kenyamanan dalam kehidupan Sosial oleh manusia. Dalam proses konstruksi realitas tersebut, manusia melalui tindakan dan interaksi-nya secara terus-menerus dapat menciptakan realitas milik bersama secara faktual dan penuh makna secara Subyektif atau objektif (Berger : Dlm Buku The Sacred Canopy ).
Dalam realitas sosial, manusia sesungguh-nya saling membutuhkan satu dengan lainnya, hal ini dikarenakan Manusia sering berada pada seleksi Kosmos Alamiyah, dalam pertarung guna mempertahankan kelangsungan hidup-nya. Dalam realitas tersebut di atas pasti disadari akan memiliki potensi Konflik yg diakibatkan adanya gesekan kepentingan restrukturisasi dalam sekmentasi Sosial.
Agama Sebagai realitas sosial baru, berupaya merekonstruksi dinamika Sosial sebagai bahagian dari " Sacrad Canopy" dalam bentuk Akulturasi Agama dan Budaya, yg pada kenyataan-nya melahirkan "Rekonstruksi Peradaban" melalui kegiatan-kegiatan bersama seperti halnya, Perayaan " Halal bil Halal, serta Perayaan lainnya (bc Do'a bersama, Maulidan, Tahlilan, Syukuran dan kegiatan PHBI ).
Tokoh agama, sebagai Sosok yg di yakini dan dipercaya mampu menghilangkan suasana " *Kecemasan dan atau Ketegangan Sosial "* seharusnya, berupaya memberikan solusi, bukan seperti halnya "Pemadam Kebakaran" yg akan bertindak apabila telah terjadi kebakaran. Untuk itu "Tokoh Agama" adalah Sosok yg mampu mendeteksi dini gejala " Kecemasan dan Potensi Kekerasa Sosial" yg terjadi di Masyarakat sebagai akibat dari pertarungan Ekonomi dan politik, sehingga "Aktor" yg berupaya memeta konflik Sosial dapat di redam oleh Tokoh Agama dalam masyarakat majemuk dewasa ini.
Saat ini, di Zaman NOW. Reposisi Sosial membuat sebahagian "Tokoh Agama" ikut serta dalam Pertarungan perebutan sumber-sumber Ekonomi dan Pertarungan dalam Politik Praktis, yg pada akhirnya membuat "Tokoh Agama" kehilangan Wibawah dan kepercayaan dari Masyarakat. Inilah akibat dari Rekonstruksi Ketegangan Sosial setengah hati artinya, tokoh agama Sebagai "Sacred Canopy" tidak hanya berfungsi seperti halnya Pemadam Kebakaran. Namun mampu merajut dan mengembangkan pola interaksi yg dapat memberikan hubungan timbal balik dalam dialektika simbolis masyarakat Majemuk atau Pluralis.
Menjadi Tokoh Agama adalah sebuah proses Alamiyah, yg timbul dari pengakuan masyarakat bahwa agama mampu dan dapat merekonstruksi Peradaban "Jahiliyah menjadi Peradaban "MADANIYAH" dalam Konsensus Sosial yg disepakati bersama sebagai elemen "Sacred Canopy" yg memposisikan "Tokoh Agama" sebagai sentral Perubahan Peradaban HUMANIS, yg saling menghargai dan menghormati satu dengan lainnya dalam Bingkai " Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa Indoneaia" yg harmonis sebagai Contoh peradaban Modern saat ini.
( Saudara-Saudara KU, Agama sumber tata nilai ilahi yg bersifat Absolusitas. OLEH.HB.IDRUS AL-HAMID Si Hitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantara. Papua. 20/07/2018)..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...
-
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Terkadang kita baru memahami bahwa, hidup itu h...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID,M.Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Semoga tulisan berikut ini, dapat merangsang cakra...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Risalah kecil ini adalah usaha seorang insan kerdil untu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar