Dr. Habib IDRUS AL-HAMID
Saudara-Saudara KU KH.ABD. WAHAB HASBULLAH Mampu melahirkan gagasan Orisinil Nusantara. Baca dan Renungi kontribusi *NYATA* Sang Ulama di Nusantara "
Pada tahun 1945 -1948, saat kemerdekaan Indonesia di kumandangkan, banyak polemik dan perbedaan pandangan para tokoh bangsa, baik itu Kaum Nasionalis Kebangsaan Sekuler dan Kaum Nasionalis Kebangsaan Religius. Lalu Presiden Soekarno hendak melakukan rekonsiliasi dan konsolidasi nasional meminta pandangan kepada Kiai Wahhab Hasbullah. Kiyai Wahab, usulkan diadakan silaturrahim, tetapi Presiden Soekarno ingin istilah baru yang lebih spesifik. Kiai Wahhab mengusulkan nama halal bi halal yg digunakan hingga kini.
Filosofinya, bahwa orang yang merasa Bersalah dan bermusuhan satu dengan yg lain itu haram sifatnya maka di perlukan halal Bil Halal Atau Islah sesama Anak Bangsa dan negara, kerukunan dalam kesatuan.
Sepenggal Tulisan di atas apabila direnungi, sesungguh-nya Para Leluhur Pendiri Bangsa Indonesia Raya sungguh mulia sifat-nya dalam menjaga keutuhan NKRI. Mereka mengutamakan isi ketimbang cesing, karena isi adalah Nilai yg sebenarnya dan terlahir dengan makna Universal.
Kalau-lah, maksud dari Acara *Halal Bil Halal* untuk mengokohkan Silaturrahim sesama Anak Negeri, lalu kenapa *Pesta Demokrasi* seperti halnya *PILKADA, PILPRES DAN PILEG* berakhir dengan suasana Kacau pada beberapa daerah di Nusantara ini. Kalau Laaah, *LUBER* diartikan oleh anak-anak Gaul ZAMAN NOW, adalah *LUBAYAR KURANG GUA BACOT*. Lalu apa yg sedang terjadi dengan Negeri ini Yaaaa Allah..???
Apakah Wajah demokrasi kita adalah *Demokrasi Kapital* atau *Liberal*. Mana Demokrasi *Kerakyatan yg Adil dan Beradab* sebagaimana awal diserukan oleh Leluhur Pendiri Bangsa saat *Halal Bil Halal* dirayakan di istana Republik Indonesia Raya tercinta. Kenapa setiap Lembaga Negara harus berhadap-hadapan dengan Anak Negeri Pemegang Kedaulatan, semisal *Reklamasi, Renovasi, Restorasi, Re-konstruksi, Re-produkai jajang-jangan memicu munculnya REVOLUSI SOSIAL*
Setidak-nya Acara Halal Bil Halal, mampu menghapus dan Me-maaf-kan peristiwa-peristiwa *Masa Lalu* yg mengakar dalam hati sanubari kita. Suka atau tidak suka kita adalah sebuah *Bangsa* yg sedang berada dalam " Pertarungan Global" dan perubahan Sosial yg dianggap Ekstrimis Kapitalisme, artinya Pemilik Modal sebagai Tamu di Nusantara sedang atau telah menguasai Sumber-sumber Kapital Mikro hingga Makro, atau menguasai ketergantungan Rakyat Jelata yg menderita, hingga Bangsawan yg tak paham Cerita karena duduk dalam *Tahta Negeri Gedongan*.
*BUNG...!!!* : Se-andai-nya kita bertanya...??? : Apa yg *salah dengan Negeri ini* ..? Seandai-nya kita *duduk ditepi sungai* merenungi indahnya masa lalu di Nusantara. Negeri ini dahulu *Hijau kemuning* bagaikan Untaian Zamrud katulistiwa. Seandainya ada *Pekerja Asing* yg berlaga menjadi *PRIBUMI* lalu mengambil kekayaan *Alam Nusantara Bonus Demografi* yg belum tentu ada di Negeri, Asing maupun Aseng pastilah raga tertusuk sembilu. *Sembilan Pisau Kepala Naga Merah si Pengembara mengembara .*
Saudara-Saudara KU : JAWABAN SEDERHANA SANG AHLI HIKMAH :
" *CINTA TANAH AIR BAGIAN DARI IMAN, HANYA ORANG YG BER-IMAN, YG MEMILIKI HATI NURANI UNTUK BERBUAT YG TERBAIK KEPADA BANGSA DAN NEGARA DENGAN CARA " MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA, MENJADIKAN ANAK PRIBUMI JADI TUAN DI NEGERI SENDIRI.*
BUNG ......!!!!!!
" Kita *sibuk rebut* tulang-belulang, sementara isi diambil Orang. Kita sibuk mencerdaskan Anak Orang sementara " *Anak Pribumi* disuruh menanggung *Utang.* Refleksi dalam deraian air mata *CINTA NKRI TAK ADA TARA.* Oleh. Habib IDRUS AL-HAMID. Yg jauh di mata tetapi dekat di Hati. Papua. 30/06/2018. 👏🏽👏🏽👏🏽👏🏽👏🏽🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Tidak ada komentar:
Posting Komentar