Jumat, 27 Juli 2018

KITA BER-INDONESIA, KITA BER-AGAMA ESENSI-NYA "MENGAJI" ADALAH MENGASAH JATI DIRI INDONESIA



Dr.Hb. IDRUS AL-HAMID 
REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA

Saudara-saudara KU. Di saat, Menghadiri acara INDONESIA MENGAJI, (Mengasah Jati Diri) yg dilaksanakan di Kampus IAIN Tulungagung yg Humanis dan Dinamis. Suasana mulai terasa berbeda, layak-nya "Nusantara" dalam balutan "Budaya dan Agama" yg mana Kaum Akademik terpenjara dalam lamuna "Literasi Orisinil Nusantara" memberikan sugesti bahwa : Agama menyumbang harapan se-juta rasa menusuk "Raga Dalam Sukma"
__________________________________

Esensi Ber-agama, sesungguh-nya adalah :  Setiap Orang akan terselamatkan dari sifat "Buruk Manusia" yg berakibat pada hangcur-nya  Ekosistem Kehidupan dalam Alam Jagad Raya. ( bc. Telah terjadi kerusaka atas ulah tangan Manusia tak bertepi : Sabda Illahirobbiy)

Esensi Ber-indonesia sesungguh-nya adalah : Menjadikan Kearifan untuk menangani realitas yang dihadapi, bahwa sesubgguh-nya Masyarakat Indonesia itu hakikat-nya adalah kemajemukan. Maka kita harus pandai memahami keragaman dalam cara manusia saling bersinergi,  bukan saling menafikan,” dalam Ashobiyah (bc. Menteri Agama Menyampaikan kesimpulan saat menjadi Host dalam Acara "MENGAJI INDONESIA" di Kampus IAIN Tulungagung yg dihadiri puluhan ribu Sivitas Akademik dan Masyarakat ).

Di saat Para Pejuang Memerdekakan Indoneaia dengan keyakinan " CINTAHBTANAH AIR BAHAGIAN DARI IMAM".  Di saat Pendiri NKRI,  menjadikan Tokoh-tokoh Agama sebagai Sumber inspiraai, dalam merajud dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Di saat Simbol-simbol Agama membahana di persada Nusantara (bc. Adanya Perayaan Hari Besar Keagamaan secara bersama, tanpa ada sekat Suku dna adat Istiadat ).

"Bhinneka Tunggal Ika" terasa bagaikan kesatuan Jiwa dan Raga yg kokoh dalam menghadapai kontestaai pertarungan zaman. Tokoh Agama saat ini seharus-nya belajar dari para pendahulu yg ada di Nusantara. Mereka tidak  mempertentangkan  masalah-masalah Furu'iyah dalam agama. Masalah Fiqhiyah diselesaikan  dengan cara menghargai dan menghormati pendapat yg dianggap berbeda.

( Saudara2 KU. Saatnya kita, mulai menggali sumber-sumber perekat kehidupan Ber-bangsa dan Ber-negara. Kita terlahir dalam ayunan dan Nayian " Tanah Air KU" Karya : Ibu Suud " Tanah KU, yang Ku-cintai Ebgkau Ku Hargaiii". bung : Kalau bukan Kita siapa lagi dan Kalau bukan sekarang Kapan lagi.. Oleh. Hb. IDRUS AL-HAMID, SiHitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantara.Tulungagung, 27/07/2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "

Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...