Sabtu, 18 Agustus 2018

"NASIONALISME KAUM MINOR DI PERBATASAN NUSANTARA "



Dr. Habib. IDRUS AL-HAMID, M. Si
Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA

Saudara-saudara KU. Rasa Nasionalisme harus di wujud nyatakan, meskipun untuk itu kita harus berkorban demi Nusa Bangsa dan Agama. Baca insya-Allah bermakna.
_____________________________________________

Disaat Gemuruh Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Ke 73 dilaksanakan se-antero Nusantara, berbagai persiapan dilakukan, dalam suasana yang dianggap lumrah dan biasa-biasa saja. Perayaan HUT Kemerdekaan adalah bahagian dari perayaan sebagai wujud dari kilas balik sejarah Indonesia Raya.

Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 73. Menegaskan makna bahwa setiap wilayah berkewajiban memgibarkan bendera " Merah Putih " sebagai penegasan Kedaulatan NKRI.  Pasukan Penggerak bendera dilatih dan disiapkan dengan komposisi Pasukan 8 sebagai Pembawa Bendera, Pasukan 17 dan Pasukan 45, sebagai  pengawal Sang Saka Merah Puti. Mereka adalah Putra, Putri terbaik yg berasal dari berbagai sekolah yang terpilih, dan dilatih kurang lebih 2 bulan lama-nya dan dipastikan " Profesional " dalam melaksanakan tugas Paskibraka.

Lain Cerita. Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 73, di "Timur Nusantara" khusus-nya pada wikayah-wilayah Perbatasan, suasana terasa lain dan berbeda. Hal ini dapat dipahami karena Timur Nusantara berbatasan langsung dengan beberapa negara. Yang pada kenyataan-nya wilayah perbatasan ketegangan selalu terjadi sehingga rasa Nasionalisme diragukan oleh sebahagian kalangan.

Namun harus disadari, Nasionalisme adalah bahagian dari keteguhan mempertahankan " MERAH PUTIH " Tetap berkibar di-udara, hingga terlihat tegas integritas Wilayah NKRI Tetap terjaga di Perbatasan Nusantara.

Rasa Nasionalisme " Kaum Minor " di Perbatasan Timur Nusantara membara tatkala, tali yang digunakan untuk mengikat " Sang Saka Merah Putih" untuk di kibarkan terlepas dari kekang dan kembali ke hujung tiang bendera, tiba-tiba seorang Siswa SLTP, diperbatasan NKRI dengan Timur Leste, dalam kondisi tubuh tak sehat badan, menunjuk-kan rasa Nasionalisme sejati, memanjat Tiang bendera tanpa alas kaki. Meskipun Imposibel bagi kita yang menyaksikan, karena tiang " Bendera bukan sebesar, Pohon kelapa atau Pohon Pinang" namun Bocah Nasionalisme sejati di NTT (Jhoni), tak peduli apa yang akan terjadi, demi berkibar-nya Sang Saka " Merah Putih" IA mampu menegaskan jati diri, bahwa Kaum Minor di Timur Nusantara memjadi contoh Nasionalisme Sejati.

( Saudara-saudara KU. Pasti ada diantara Insan di Nusantara yg  menganggap " Bendera Merah Putih " adalah Simbol Negara. Namun bagi yang paham bahwa Merah Putih apabila dikibarkan di Timur Nusantara yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga, itu bahagian dari " Harga diri Bangsa dan Negara " sehingga " Merah Putih " harus tetap berkibar, meskipun jiwa dan Raga dipertaruhkan untuk memanjat "tiang bendera"  yang beresiko menghancurkan masa depan yang menanti. Oleh. Hb. IDRUS AL-HAMID. Si Hitam Manis Pelipur Lara di Perbatasan Timur Nusantara. Papua. Minggu, 19. Agustus 2018 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "

Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...