Rabu, 22 Agustus 2018

" POTENSI ANAK NEGERI YANG TERLUPAKA


Dr. Habib. IDRUS AL-HAMID, M Si
Rektor IAIN FATTAHUL MULUK  PAPUA

Saudara-saudara KU. Sesungguh-nya *Generasi Emas* kita Punya. Yang perlu kita lakukan adalah menggali, mendalami dan menapis butiran Emas di tengah belantara Nusantara. Baca semoga bermakna.
_____________________________________

Fenomena dis-integrasi identitas "Nasionalisme", yang dapat dirasakan oleh masyarakan di "Negara Maju" pada era Revolusi Industri.  Periode antara tahun 1750-1850, di mana terjadi-nya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.  Keterbukaan dalam menerima perubaha tanpa menegaskan identitas budaya Bangsa dan Negara, memberikan dampak yg sangat luar biasa terhadap " Rasa Nasionalisme ".

Pada Zaman kita saat ini, Revolusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ), memberikan dampak positif terhadap perkembangan nalar, yang dapat memperluas akses terhadap ruang publik tak terelak-kan. Namun, terdapat dampak negativ terhadap perubahan Karakter sosial dan budaya, sehingga setiap   fenomena dewasa ini, setidak-nya memberikan gambara kepada kita bahwa ada upaya sistematis memalingkan harapan "ANAK NEGERI" Untuk menjadi *Tuan* di Negeri Sendiri.

Disaat, M.Zohir memenangi lomba lari 100 Meter Dunia di Finlandia, hampir seluruh media cetak dan elektronik di Indonesia memberitakan,  sampai keinginan memberikan hadiah rumah dan lainnya, tidak di tanggapi. Rasa Nasionalisme menggelora karena Pengakuan Publik Internasional terhadap prestaai-Nya sebagai kepuasan bhatin, yang melebihi hadia  "tiba saat tiba akal".

Disaat Seorang Bocah dari NTB ( Jhoni ), memanjat tiang bendera sebagai rasa prihatin saat Paskibraka panik karena lepasnya tali dari ikatan. Namun rasnya jadi lain saat kita menyaksikan dari kejauhan, maka " Rasa Nasionalisme " seakan-akan membara, sehingga berbagai komentar sangat luar biasa, sampai-sampai pujian berdatanga dari Singga Sana, itu sangat luar biasa, salut dan bangga kepada setiap mereka yg sangat responsip terhadap kejadia putus-nya tali Bendera.

Disaat, " ANAK NEGERI " yang mampu, mengurai nalar interpretasi Fakta dan harapan yang mereka peroleh dari pengamatan Pematang sawah, menghasilkan karya " ROBOTIK " mampu meraih medali, di Meksico yang jumlah peserta 193 negara hanya sepintas dalam berita. Meskipun negara  tempat diselenggara perlombaan  Robotik iternasional sangat takjub terhadap Anak Negeri Indonesia Raya. Ini adalah satu dari sekian ratus "ANAK NEGERI" Di Indonesia Raya, yang memiliki prestasi gemilang di Pentas Internasional. Apakah, kita mampu memberikan perlakuan atau pengakuan serta Penghargaan terhadap Prestasi Anak Negeri Indonesia Raya tersebut di atas. Ataukah kita lagi sedang hilang ingatan, sehinga yang terpikirkan hanya laah fenomena Insidentil,  yang menjadi perhatian " Sang Pemilik Kedaulatan ".

° Saudara-saudara KU.   Berikan laah, Rasa "Hormat dan Penghargaan yang sama " terhadap Karya Cipta Anak Negeri, karena itu abadi sepanjang hayat, serta mengokohkan " Rasa Nasionalisme " yang tertanam dalam sukma terdalam°. Bung.. Kata sang Pujangga : Bergelora dalam popularitas akan membuat seseorang hina pada akhir-nya. Menegaskan jati diri adalah menjadikan "ANAK NEGERI " Menjadi "Tuan di NEGERI SENDIRI". *Marahi* laah Anak Negeri dengan *Senyum* agar mereka " Cinta ini Negeri sepenuh hati ". Sadar atau tidak kita sadari, sesungguh-nya kita sedang berada di persimpangan Jalan.  Maka kewajiban kita menuntun mereka kejalan yang sebenarnya. Oleh. Habib. IDRUS AL-HAMID, Si Hilakukanis Pelipur Lara di Timur Nusantara. Papua, 23. Agustus, 2018.... 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🙏🏽🙏🏽🙏🏽☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽👍🏼👍🏼

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "

Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...