Rabu, 15 Agustus 2018
" TOLERANSI BERAGAMA ATAU TOLERANSI KEHIDUPAN SOSIAL "
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID, M. Si
REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA
Saudara-saudara KU. Menjadi berbeda dalam "Beragama" bukan membuat kita, kehilangan rasa Toleransi karena kita terlahir di atas permukaan bumi, bukan bahagian dari kehendak Insaniy tetapi illahi Robbiy.
__________________________________
Sesungguh-nya istilah toleransi adalah makna dari sebuah akibat yg terjadi atas adanya kesenjangan tanpa ada keberpihakan. Setiap individu atau kelompok memaknai Toleransi sebagai sikap menerima perbedaan, sehingga kekerasan tidak bisa di pahami sebagai hilangnya "Toleransi", karena Kekerasan dalam Ilmu "Kriminologi Sosial", memiliki dasar asumsi sangat Universal, tidak hanya melekat pada Isu SARA. Boleh bisa jadi ada substansi lain yg sangat dominan, seperti halnya Ekonomi, Politik dan kebudayaan.
Agama memiliki Nilai, yang bersifat Absolut dan tidak bisa di toleransi-kan pada aspek Religis, namun pada aspek Humanis ( bc.Hubungan antar Manusia ) dapat dipahami, karena hadirnya kegiatan-kegiatan umat beragama tidak menggugurkan Ke-imanan seseorang terhadap Agama yg dianut-nya.
Jadi Sesungguh-nya.
Toleransi ber-agama merupakan akibat yang timbul dari penghargaan terhadap sikap orang, dalam melaksanakan Fungsi agama yg diyakini-nya tanpa memaksa orang lain untuk mengikuti dan meyakini. Kalau demikian adanya. Apa relefansi-nya kalau setiap ada konflik, harus tokoh Agama yg diminta tampil memyelesaikan. karena hal ini dapat memberi kesan bahwa " Agama dianggap berkonstribusi terhadap terjadi-nya Konflik " dalam masyarakat.
Kaum Sosialis dan Modernis Hedonis, berupaya menyembunyikan sebab konflik yang sesungguh-nya. Toleransi dalam Kehidupan Sosial, sesungguh-nya berkonstribusi dalam menekan potensi Konflik kalau dipahami. Dalam teori Sosial bahwa "Stratifikasi" akan melahirkan wajah kesenjangan, dalam soal Kapital Ekonomi, Sistim Eklusifisme Politisi dan transformasi kebudayaan yang memaksa kebudayaan Lokal utk berubah, itulah sesungguh-nya lebih dominan atau berkonstribusi terhadap Konflik Komunal dewasa ini, bukan Agama.
Setidak-nya dapat dipahami bahwa, tidak semua konflik, dianggap telah terjadi in toleransi Ber-agama. Karena Agama sesungguh-nya hanya dijadikan "Hidden isu" dalam kontestasi sosial, disaat setiap orang atau kelempok bertaruang merehut kepercayaan Publik guna menguasai Suber-sumber kapital saat ini.
( Saudara-saudara KU. Munkinkah harus kita katakan,,!!! Jangan percaya bahwa Agama berkonstribusi terhadap Konflik yang ada saat ini, karena pertentangan dalam keberagamaan selalu disebabkan adanya Sekte baru, yang mengklaim bahwa mereka laah yang paling benar dalam menterjemahkan makna nilai-nilai sebuah Ijtihad dalam ber-agama. Sangat sedikit yang melakukan kajian apakah " Toleransi Kehidupan Sosial" adalah faktor dominan menyumbang Konflik, yang aktornya sangat beragam. Semoga tulisan sebagaimana tersebut di atas mampu menggugah "Nurani Akademik" setiap insan untuk merubah "persepsi" terhadap sebuah fenomena dalam memahami "Konflik Sosial" yang terjadi. Oleh. Hb. IDRUS AL-HAMID. Si Hitam Manis Pelipur Lara. Bali, Rabu 15, Agustus-2018 ).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...
-
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Terkadang kita baru memahami bahwa, hidup itu h...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID,M.Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Semoga tulisan berikut ini, dapat merangsang cakra...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Risalah kecil ini adalah usaha seorang insan kerdil untu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar