Jumat, 03 Agustus 2018
" CERMIN ADALAH TEMAN SEJATI, TIDAK BISA DIBOHONGI "
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID.M.Si.
REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA
Saudara-saudara KU. Kita selalu mengoreksi setiap individu, namun pernahkah kita ber-Kaca dari Masa lalu.. Baca dan renungi siapa tahu bermakna salam perahu Peradaban...
_____________________________________
Filosofi "CERMIN"__ Ketika Anda berdiri dihadapan cermin, "Anda" bisa melihat kekurangan-kekurangan yg tampak dan dapat membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di wajah. Anda bisa memperbaiki penampilan Anda, memperbaiki baju, menyisir rambut, dan menghiasi wajah dan lain-nya. Bahkan terkadang Anda berkali-kali melihat ke cermin, hanya sekedar memastikan dan meyakinkan diri Anda sebelum pergi. Cermin, mampu memberikan makna dalam bahasa Non-Verbal yg Universal sehingga setiap orang "Percaya Diri" bahwa dia mampu tampil meyakinkan dan mempesona sepanjang Zaman.
Dalam Paradikma Kaum Hedonis, keberhasilan sebuah Negara dalam menguikir peradaban masa depan yang gemilang Cermin-nya adalah "Barat dan Eropa" dimana kesenangan dan kepuasan adalah realita Modernis Global, sehingga setiap orang bebas ber-expresi tanpa "Cermin" yg jelas. Kaum Hedonis, menjadikan Materi dan status Sosial sebagai Wahana dalam berekspresi di dunia tanpa tujuan akhir. Kaum Hedonis menjadikan sumber Pendidikan dan Pembelajaran sebagai Cermin keberhasilan dalam meraih cita-cita, sehingga pada akhirnya "Budaya Humanis dan Relegis" dianggap Relatif karena hanya bahagian dari ritual belaka. Humanis dan relegis, dalam Pandangan Kaum Hedonis dapat memenjarakan nilai-nilai Kapital dalam Kebebasan berperilaku dalam kenikmatan tanpa Batasan.
Kalau laah. Cermin adalah cara Pandang sesuatu yg akan merubah "GAGASAN" menjadi KENYATAAN" maka setidaknya kita punya cara pandang tersendiri dalam melihat persoalan dalam etika "Ber-bangsa dan Ber-negara". Apakah gagasan kita telah bercermin pada akar hudaya Bangsa di Nusantara...???. Atau-kah, riwayat masa lalu Bangsa dan Negara di Nusantara, harus dianggap usang tidak laku untuk dijadikan "CERMIN" masa kini.
Kalau dahulu-kala, "Wawasan Wiyata mandala" atau Cara pandang "Ber-bangsa dan Ber-negara" adalah Cermin dari pemahaman bahwa " Nusantara merupakan Gugusan Pulau yg terbentang dari " Sabang hingga Merauke dan atau dari Malaka hingga Maluku" yg masyarakat-nya "Majemuk", dalam Ke-Bhinnekaan, dengan Akar budaya yg Humanis dan Religis, dan memiliki prinsip " Ber-bangsa, satu Bangsa Indonesia. Maka apa yg salah dengan "Bangsa" ini yang mungkin sedang ber-Cermin pada "Sahwa Sangka" sesama "Anak Bangsa" menusuk Sukma leluhur bangsa dan Kusuma Negara.
( Saudara-saudara KU. Masikah kita ingat kalimat Sang "PROKLAMATOR" (Bung. KARNO ) bahwa " Bangsa yg besar adalah Bangsa yg menghormati jasa para Pahlawan__ Beliau Nyatakan : " Berikan lah AKU 1000 Orang Tua Niscaya akan Kucabut Semeru dari Akarnya.__ Beliau Tegaskan : " Berikan AKU 10 Pemuda, Niscaya akan kuguncangkan Dunia.__ Beliau Ingatkan : " Perjuangan KU lebih muda karena mengusir penjajah, tetapi perjuangan MU akan lebih sulit karena melawan bangsa MU sendiri" )
Secerca Tulisan "KU" di atas mungkin bahagian dari kegelisaan, Kaum Nasionalis Sejati, atau Negarawan yg Cinta Tanah Air sepenuh hati. Atau mungkin bahagian dari ratapan "ANAK PRIBUMI" dalam mempertahankan "Kultur Leluhur Bangsa Indoneaia Raya". Oleh. Habib.IDRUS AL-HAMID, Si Hitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantara. Papua. Sabtu. 04-Agustus-2018.. 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...
-
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Terkadang kita baru memahami bahwa, hidup itu h...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID,M.Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Semoga tulisan berikut ini, dapat merangsang cakra...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Risalah kecil ini adalah usaha seorang insan kerdil untu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar