Kamis, 02 Agustus 2018
" Jum'at YANG AGUNG Di Balik Renungan Penuh Cerita Dan Renungan Penuh Realita "
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID, S.Ag.M.Si
Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA
Saudara-saudara KU. Budaya di Nusantara, adalah Saling menyapa sesama kita disaat pagi, siang dan petang hingga malam. Apakah masih kita lakukan..???...!!! Baca dan Resapi Makna...
___________________________________
Suatu Hari___. Di atas Pondok Tanggul Sawah, Pa.Marjan sedang duduk merenungi Fenomena kehidupan, tiba-tiba datang Abah Nawawiy. Pa. Marjan sangat terkejut karena yg datang bukam orang sembarangan. Abah Nawawiy sangat terkenal memiliki lmu "Hikmah", sehingga mampu mengetahui atau menerawang Fenomena masa depan. Pa. Marjan mempersilahkan Abah duduk, sembari dengan rasa hormat Pa. Marja memilih berdiri, namun Abah Nawawiy, menyuru Pa. Marjan agar duduk di samping-Nya, sambil membuka termos yg berisi Kopi, Abah Nawawiy menyuguhkan minum, Pa.Marjan sambil menunduk karna rasa Hormat terhadap Abah Nawawiy tidak mampu berbuat banyak karena kagum dan hormat terhadap Ahli Hikmah.
Dalam kesunyian menjelang fajar, Abah Nawawiy, mengatakan kepada Pa.Marjan. Dunia ini berada dipersimpangan jalan, karena pertarungan antara yg Hak dan Bhatil tak ter-elakan. Kalau sudah tahu demikian kita harus mengembalikan "Akar budaya" Luhur yg mulai hilang di telan oleh perkembangan Zaman.
Pa.Marja sambil tertunduk mengatakan "Abah", Saya tadi seusai Sholat Subuh datang di atas Pelatara Pondok Tanggul ini, merenungi Nasib "Anak Pribumi" yg memiliki moral dan mental "Spritual Gemilang" layaknya bintang di langit, namun tersisih oleh sistim "Kolonialis" yg Materialis. Karena segala-galanya harus dengan Uang, harus punya Koneksi, harus punya relasi. Tidak seperti dahulu kala. Anak-anak kita yg Cerdas dan berakhlaq Gemilang, di tawari mau kerja dimana. Di bujuk berbuat yg terbaik untuk Bangsa dan Agama, sehingga melahirkan "Karya Nyata" yg dikenal dan di kenang dalam Sejarah sebagaimana dilakukan oleh " Bang Ali sadikin, Umar Bakri, Akub Zainal, GUS Dur dll".
Abah Nawawiy, sambil mengeluarkan kepulan asap rokok, mengatakan kepada Pa.Marjan, bahwa yg terberat saat ini adalah mengembalikan akar budaya Leluhur Bangsa, sehibgga anak-anak "Negeri" saling menghargai satu dengan yg lain, mengakui keberhasilan dan keunggulan Anak Pribumi tanpa menjatuhkan dan atau meremehkan mereka di Negeri sendiri.
Jangan kita melihat kehidupan bagaikan Lagu : "Cubit cubitan. Sengol-senggolan". Jangan Setiap kita Merasa senang melihat orang susah atau merasa susah dan gelisa melihat orang lain sukses menembus batas-batas Peradaban Gemilang.
Lanjut Abah Nawawiy menyampaikan kata-kata Hikmah___ Pa.Marjan ingat, Siapa yg menanam Karya Se juta Pesona di Alam Zagat Raya "IA" akan di Kenang oleh penduduk Bumi dalam sejarah dan "IA" akan terkenal oleh penduduk langit yg bersemayam di rongga-rongga langit yg terbuka dan mengangah.
Melawan bukan berarti menentang seluruh kebijakan sang Raja yg menganggap diri "Maha Kuasa " biarkanlah "Sunnatollah" menguntai makna sesuai "Karma". Karena setiap orang pasti-kan merasa. Jangan pernah berdo'a untuk datang-nya "Malapetaka" karena Engkau dan orang baik lainnya pun merasakan dampak dari bencana.
Sesungguh-nya Allah bersumpah : " *Demi Massa, Manusia dalam Kerugian, terkecuali mereka yg Ber-iman, Ber-Amal shaleh dan saling nasehat- menasehati dalam kebenaran dan kesabaran".*
Banyak sekali orang ber-iman, tetapi selalu membuat orang lain tidak Aman. Banyak sekali orang yg Ber-amal Shaleh tetapi selalu mengharapkan pujian dan sanjungan. Banyak sekali orang yg merasa benar, lalu menyalahkan orang di setiap Mimbar Jum'at dan Majlis lainnya. Serta banyak orang yg tidak sabar dan selalu ingin membalas setiap kejadian. Itulah kenyataan agar kita ikhtiar dalam memaha realita menusuk Sukma di dada. Terima Kasih Abah, insya-Allah saya selalu ingat nasehat yg penuh "Hikmah" ini.____
( Saudara-saudara KU. Tulisan sebagaimana tersebut di atas, adalah bahagian dari fenomena ke-kinian yg Saya rasakan dalam berbagai acara "Seminar, Simposium dan Dialog" di Nusantara. Jujur harus kita rasakan__ apakah kita bahagian dari penderitaan Evolusi Peradaban. Ataukah kita diam karena menikmati kesendirian, (ingat berjama'ah Allah lipat gandakan Pahala Kita). Oleh.Habib.IDRUS AL-HAMID Si Hitam Manis Pelipur Lara, di bumi Cenderawasih. Papua, Jum'at 03/08/2018)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...
-
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Terkadang kita baru memahami bahwa, hidup itu h...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID,M.Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Semoga tulisan berikut ini, dapat merangsang cakra...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Risalah kecil ini adalah usaha seorang insan kerdil untu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar