Rabu, 01 Agustus 2018
" TOKOH AGAMA DAN REALITAS BERNEGARA"
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID, M. Si
REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA
Saudara-saudara KU. Dahulu kita punya Guru spritual utk memerdekakan Bangsa. Mereka berdiri kokoh melawan Penjaja tanpa mengharapkan Jadi apa-apa, mereka ingin jadi syuhada NKRI Semata. ( Tulisa berikut ini adalah bahagian dari kegelisaan Akademik semata, saat melihat 'ijtima' Ulama untuk Negara ).👏🏽👏🏽👏🏽
____________________________________
Saat ini, di bilik-bilik prahara Publik yang terbuka, bermunculan perbincangan, mulai dari Kaum Awam hingga Kaum Bangsawan. Pada inti-nya mereka merasa ada sesuatu yg berbeda dengan Negeri ini. Kaum Bangsawan merasa prihatin atas merosot-nya "Nilai tukar Rupiah", yg berakibat pada naik-nya harga PAKAN (bc.Pakaian dan Makanan). Sementara itu Kaum Agamawan disibukkan dengan dinamika politik yg terbentang di ruang-ruang Publik yg terbuka dan jadi tontonan Pagi dan petang menyedihkan.
Dalam pada itu. Masyarakat Awam, merasa heran memyaksikan 'Ulama menjadikan Agama sebagai sumber ijitihad menetapkan Calon Pemimpin Negara, yg pada akhirnya, antara 'Ulama saling tersandra oleh riak-riak Politik Ber-Negara. Dalam Alam pikir bawa sadar Masyarakat Awam, sesungguhnya dipahami bahwa 'Ulama sebagai Sumber Nilai yg Humanis dan sumber tatalaku yg patuh di contohi, baik berkaitan dengan Ucapan maupun Tindakan.
Dalam benak Masyarakat Awam sesungguh-nya dipahami bahwa-sanya, Nusantara atau Indonesia Raya adalah sebuah Negara yg masyarakat-nya sangat Majemuk (Plural). Yg telah berkomitmen " Ber-bangsa satu, Bangsa Indonesia, Ber-bahasa Satu, Bahasa Indonesia dan Ber-tanah air satu Tanah Air Indonesia". Sikap berbeda pandangan adalah bahagian dari realita sosial yg penyelesaian-nya dapat dilakukan Oleh 'Ulama. Dahulu, saat 'Ulama mampu memposisikan diri sebagai Pusat Inspirasi dan Inovasi dalam kehidupan Sosial, maka Masyarakat merasakan ada kedamaian dalam diri mereka.
Di saat melawan penjajah di Nusantara, 'Ulama menegaskan sikapnya membela kepentingan Negara dengan tegas mengatakan kepada Masyarakat " Mana Lawan dan Mana Kawan". Para Kiyai dan Habaib, berkonstribusi dalam mengawal Kemerdekaan RI hingga saat ini. Sungguh mulia Akhlak mereka karena berjuang untuk kepentiangan Bangsa dan Negara Indonesia Raya, yg Masyarakat-nya sangat Plural (Majemuk), tidak seperti Masyarakat *Timur Tengah* , bertetangga aja bermusuhan hanya karena beda pandangan.
Apakah 'Ulama di Nusantara dahulu kala berbeda dengan sekarang,.. ?? karena memiliki "Nasab Ilmu" sampai ke Rasulollah, sehingga mereka mendirikan Madrasah-madrasah dan atau Pondok Pesantren guna mencerdaskan "Kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia Raya. Layaknya Rasulollh memdirikan Majelis-majelis Ilmu. Sebagai kepala Negara Rasulollah menghargai perbedaan dan mencetuskan " PIAGAM MADINA" yg memberikan kesan " ISLAM AGAMA RAHMATAN LIL 'ALAMIIN". Ataukah saat ini sedang terjadi Post Power Syndrome Reposisi Kultur 'Ulama modern. (bc.Dahulu kemana-mana pake Sepeda Ontel dan di Zaman NOW, selalu di kawal di Puji dan atau di Puja dengan Status sosial layaknya Bangsawan).
( Saudara-saudara KU. Reposisi sosial berakibat pada perubahan metafora Komunal dalam defenisi Publik Figur. Di Nusantara dahulu-kala apabila ada perbedaan pandangan antara "Negarawan" mereka pasti akan mendatangi "Guru-Guru Spritual". Namun saat ini yg kita rasakan 'Ulama keluar dari markas Utama, yang akibat-nya kelompok "Radikalisme" masuk dan mengobok-obok Kesatuan Bangsa, dengan dalih malaksanakan perintah Agama.
Wahaiii Saudara-saudara KU Para 'Ulama dan Habaib Sesungguh-nya "INDONESIA BUKAN NEGARA AGAMA, NAMUN INDONESIA MENJADIKAN AGAMA SEBAGAI SUMBER TATA NILAI BER-PERILAKU SESAMA ANAK BANGSA " Sebagai Contoh : Dahulu dan mungkin hingga sekarang, para 'Ulama dan atau Habaib di datangi oleh Umara' untuk sangu "Barokah" sehingga 'Ulama dan Habaib, diposisikan sebagai Ahli Hikmah dan sangat berwibawa, karena mampu memberikan untaian kalimat penuh Hikma tanpa permusuhan sesama saudata.
__Saudara KU " Cinta Tanah Air Bahagian dari Iman, Hanya orang yg imannya tidak dibalut rasa Cinta yg membuat masyarakat bingung dan bertanya-tanya tentang kebenaran "Absolusitas". Oleh. Habib. IDRUS AL-HAMID, Cendikiyah Timur Nusantata Pelipur Lara. Di papua. Kamis 2/08/2018)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...
-
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Terkadang kita baru memahami bahwa, hidup itu h...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID,M.Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Semoga tulisan berikut ini, dapat merangsang cakra...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Risalah kecil ini adalah usaha seorang insan kerdil untu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar