Senin, 17 September 2018

" AGAMA DAN BUDAYA PERSEKUSI__, DALAM SUKSESI PEMIMPIN BANGSA DAN NEGARA "


Dr.HABIB IDRUS AL-HAMID, M. Si
REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA

Saudara-saudara KU.  Agama pasti kita pahami adalah perangkat Wahyu Ilahiyah, yg berkonatribusi terhadap Kedamaian dalam kehidupn Manusia, namun dewasa ini kenapa Isu Persekusi berirama Simbol Agama. Baca Siapa tahu ada "Hikmah".
___________________________________________

 *Disaat Kita Bedah Literasi Sejarah*  tentang Suksesi kepemimpinan dalam *Kelompok atau Negara* pada belahan Dunia mulai dari, EROPA, Amerika, dan negara-negara ASEAN, terlihat adanya *pertarungan dan perselisian* terjadi sebagai akibat dari upaya  " *Kriminalisasi Absolusitas Sistem* " yg telah di buat dan disepakati bersama. Awal-nya setiap kelempok mengusung Jargon " *Kerakyatan dan Kemakmuran* " namun pada akhir-nya reposisi Sosial jadi Pertarungan.

Persekusi telah diakui sebagai salah satu bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan sejak 1993 dengan diadopsi-nya Statuta Pengadilan Internasional untuk Rwanda (ICTR). Setahun kemudian, dalam Statuta Pengadilan Internasional untuk Kejahatan di Bekas Negara Yugoslavia (ICTY),  juga dimasukkan sebagai salah satu bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan.

Secara subtansial, tidak ada satu pun agama yang mengajarkan untuk melakukan kekerasan, baik kekerasan psikologis maupun kekerasan fisik. Islam, Kristen Pritestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu, senantiasa mengajarkan pemeluknya kepada jalan kebenaran dan perdamaian. Akan tetapi, dalam banyak kasus, mengapa agama acapkali dijadikan alat justifikasi terhadap berbagai tindak kekerasan (bc. Radikal), tak terkecuali aksi terorisme.

Di Negara Maju, standar kehidupan yang tinggi dan *Pendapatan Nasional Bruto* (PNB) yg juga relatif tinggi, disertai dengan kemajuan Teknologi dan pembagian suber Kapital ekonomi yang merata dengan angka pertumbuhan 0,4% dan angka kematian bayi 8/1000 orang, dengan usia harapan hidup 79 tahun dan angka ketergantungan hanya 20%. Membuat masyarakat lebih berkonstribusi terhadap kedamaian dalam persoalan *Sukseai Kepemimpinan*.

 Lain hal-nya dengan Negara Berkembang, yang standar hidup Masyarakat sangat rendah, dengan Pendapatan Nasional Bruto rendah, serta ketergantungan terhadap pinjaman luar Negeri, akan berakibat pada pembagian sumber kapital Ekonomibtidak merata membuat Masyarakat rentan terhadap persoalan ketimpangan sosial, yang pada akibat-nya *budaya persekusi* bahagian dari fenomema yg tidak terhindarkan.

( Saudara-Saudara KU. Kita tidak sedang berperang bersama. Kita hanya melaksanakan *Amar* semuah proses *Demoratisaai Kerakyatan*, yg berkeadilan dan berkemajuan. Persekusi, Ujaran Kebencian dan menebar berita *Bohong* sesungguhnya bukan *Budaya Leluhur Bangsa Indonesia Raya*. Oleh. Hb. IDRUS AL-HAMID, Si Hitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantara. Palu, 18 September, 2018 ). 🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩 ☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "

Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...