Rabu, 26 September 2018
" *KONSPIRASI* MENEGASKAN *NASIONALISME* PRIBUMI "
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID,M.Si
Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA
Saudara-saudara KU. Semoga tulisan berikut ini, dapat merangsang cakrawala berfikir setiap kita yg merenungi makna dibalik setiap peristiwa..
___________________________________________
Konspirasi adalah kata yg membuat kita terbayang akan sebuah bentuk persengkokolan, permufakatan, atau komplotan yg bersifat rahasia dan dicap sebagai misteri di balik peristiwa-peristiwa kontroversi (bc. menimbulkan perdebatan ). Seperti muncul-nya Fenomena Ujaran kebencian/Hoax dan Migrasi Kaum Komunal ke berbagai Kota di Nusantara.
Dalam Sejarah, ditemukan bahwa Konspirasi juga menjadi alat Penguasa, guna meneguhkan eksistensi Kekuasaan-nya. Sejarah akan ditulis dan di izinkan terbit, apabila membawa keberuntunga terhadap langgeng-nya Kekuasaan. Namun-demikian, konspirasi terkadang juga baik untuk dijadikan alat menegaskan " Simbol-simbol Nasionalisme " dalam kehidupan Ber-bangsa dan Ber-Negara. Semisal Contoh : Hitler dalam sebuah catatan Sejarah, sangat khawatir dan kesal dengan Propaganda "The Protocol of Zion milik Bangsa Yahudi, yg bercita-cita menjadi Pemimpin Dunia. Disaat masyarakat Jerman *Ras Arya*, mulai merasa bahwa Masyarakat Keturunna Yahudi, hanya sebagai "Parasit" yakni "Hanya mau memperole kemakmuran di Negeri Jerman, tetapi menolak membela Hak-hak warga Negara untuk berjuang mepertahankan Integritas Bangsa dan Negara. Hitler, menganggap Para migran Yahudi akan merugikan Jerman, maka dibuatlah Konspirasi, Gerakan antisemit (Antizionis) tahun 1933 s/d 1935.
Dalam pada itu. Sejarah G/30/S/PKI. dipahami oleh Akademisi masa kini, sebagai sebuah Konspirasi menjatuhkan "Soekarno " yg dikala itu MPR-S telah menetapkan Sang-Proklamator sebagai Presiden Seumur hidup melalui TAP MPRS NO.III/MPRS/1963. Yang pada akhirnya menuai pertentangan, Perdebatan dan perpecahan di kalangat Elite ABRI Saat itu. Dewan jenderal, yg oleh DN. AIDIT, sebagai orang-orang yg bertanggung jawab ditetapkan-nya "SOEKARNO " sebagai Presiden seumur Hidup. Sehingga dilakukan Propaganda untuk menghabisi para pihak yg dianggap ber-konpiraai terhadap lahir-nya TAP MPRS 1963. yang melegitimaai SOEKARNO Sebagai Presiden RI seumur hidup. Konspirasi ini berakhir dengan dibunuh-nya Para Jendral yg jasad-nya di masuk-kan ke dalam lubang Buaya.
Disaat "*SUPERSEMAR*" di Keluarkan, Sejarah menyimpan Misteri dari proses terbit-nya hingga apa redaksi Surat Perintah 11 maret 1966, yg dianggap merupakan *Konspirasi* perebutan Kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto. yang saat itu diangkat oleh Soekarno sebagai Panglima Pemulihan Keamanan dan Ketertiban. Tepat pada 22 Februari 1967, Sukarno menyerahkan nakhoda pemerintahan Indonesia kepada Soeharto.
Konspirasi atau Propaganda, adalah alat yg selalu di gunakan dalam Misi, yg memiliki tujuan tertentu, baik itu terpaksa atau dipaksa. Konspirasi dianggap sangat baik apabila memiliki tujuan mengembalikan *Kedaulatan* dari *Eksistensi sebuah negara*. Meskipun memiliki resiko, seperti yg dilakukan oleh *Hitler*.
*Dalam Teori Konspirasi*, ditemukan bahwa ada upaya untuk membongkar setiap siasat yg dilakukan untuk melemahkan simbol-simbol *Negara* atau adanya gerakan pelemahan terhadap Sistim Kedaulatan Ekonomi, Politik dan Pertahanan Keamanan, yg apa bila dibiarkan akan berdampak sestemik dan pada akhirnya terjadi perubahan paradikma tatanan Ber-bangsa dan Ber-negara.
Konspiraai yg saat ini dapat kita rasakan dampak-nya adalah Amandemem UUD 1945, pada *Pasal* yg mengatur Kewarganegaraan dan Syarat menjadi Presiden dan wakil Presiden. Oleh *Prof.Dr. Jacob elfinus Sahetapy, SH.M.A*. Beliau menghapus kata "Asli" mejadi Presiden Republik Indoneaia ialah Warga Negara Indonesia. Sadar atau tidak kita sadari, Konspirasi ini telah berkonstribusi terhadap polimik berkepanjangan di Republik yg kita Cintai.
( Saudara-Saudara KU. Apakah mungkin akan ada Dekrit Presiden untuk mengembalikan kemurnian UUD 1945 untuk dilaksanakan secara murni dan konsekwen. Ataukah memang kita tidak menganggap persoalan ini sebuah Konpirasi untuk menjegal *ANAK NEGERI ORISINIL INDONESIA RAYA AGAR MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI* ...???. Kalau tidak demikian lalu apa yg salah dengan *NEGERI* ini. Sehebat-hebat-nya siasat yg mereka lakukan, tidak mungkin mampu mengalahkan apa yg telah Allah tetapkan bahwa Indonesia Raya adalah Tanah Pusaka yg selalu di jaga oleh para syuhada dan Kaum Mukhlisin yg iklas menyipkan Anak Negeri menjadi Tuan di Nusantata Zamrud Katulistiwa. Oleh.Hb.IDRUS AL-HAMID. Si Hitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantara. Kamis, 27. September, 2018 ). ☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩 Merdeka atau Mati. Merana tak akan berarti...💪🏽💪🏽💪🏽💪🏽👍🏽👍🏽👍🏽
" *SALAM NKRI DARI BUMI CENDERAWASI, BERBAGI SIAPA TAHU BERARTI* ''
Selasa, 25 September 2018
*SUPORTER BOLA DAN BUDAYA MALU DALAM PEMBERITAAN
Dr. Hb.IDRUS AL-HAMID, M. Si
Rektor IAIN FATTAHUL MULUK Papua
Saudara-saudara KU.. Rakyat Jelata pasti bangga, jikalau kita mengangkat harkat dan martabat mereka dalam kelangsungan hidup guna reposisi Sosial. Itulah harapan Leluhur Pendiri Bangsa dalam kalimat " Keasilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, bukan Indo-mie Instan.. Baca Renungi makna dibalik peristiwa.
__________________________________________
Disaat, *ANAK NEGERI* menyuarakan sulit-nya mencari lapangan Kejra, pada saat yg sama, *Tenaga Kerja Aseng* di datangkan sebagai tenaga *Kerja Kasar* yg sesungguh-nya *ANAK NEGERI* pun-bisa mengerjakan. Namun nyata-nya. Teriakan mereka tidak menjadi *TOP* dalam pemberitaan di Indonesia Raya. Sebahagian besar MEDIA, kaku tak mampu menyuarakan apa-apa mingkin karena di-cekik oleh Sang Naga Merah.
Disaat Kasus BLBI dan SENTURI, yg mampu menyeret berbagai *Elite Politik* di suarakan, hingga DPR RI, Membentuk PANSUS sebagai wujud keseriusan mereka untuk memperjuangka kerugian yg di alami oleh Negara. Namun berita yg tersebar di media bagaikan Musim Langsat, tergantung harga di Pasaran.
Sangat Luar Biasa " ILC " sebagai acara TOP dan terpopulear, mengangkat Tema #ILC, Suporter Bola, dalam Diskusi yg dikemukakan mengesankan telah hilang nilai-nilai Humanis dalam masyarakat "INDONESIA RAYA". Berita tentang terbunuh-nya seorang Suporter sebagai akibat dari pengeroyokan, menjadi berita TOP di seluruh Media di Nusantara. Yg seakan menutupi seluruh berita tentang hiruk pikuk, Politik yg ada di Negeri ini.
Seharus-nya berita yg dimuat terlahir dari Rasa Malu melihat ketimpangan Ekonomi sosial dalam masyarakat, seperti halnya *"BPJS"* Mengalami *Defisit anggaran*, sehingga Rakyat Jelata tidak bisa 1dilayani saat ke Rumah Sakit Menunjukkan *Kartu Indonesia Sehat* apalagi di Timur Nusantara yg *obat sakit gigi* aja harus menggunakan Resep Dokter dengan bayaran tak terkirakan. Pasti masyarakat akan marah dan menganggap ada upaya mengalihkan perhatian dalam Pemberitaan. Ini-kah *NEGERI SETENGAH DEWA*, Yang selalu mudah memgatur irama Pemberitaan dalam " Dunia Panggung Sandiwara ".dan merupakan prahara Rakya Jelata.
( Saudara KU. Kita Merdeka bukan Pemberian Penjajah. Rakya Semesta di Nusantara mengangkat senjata merebut kembali *Harga Diri Bangsa Indonesia Raya*. Sudah seharusnya kita memberitakan realita sosial antara Harapan dan kenyataan tak berbanding lurus sesuai *komitmen Leluhur* Pendiri *Bangsa dan Negara Indoneaia Raya* . Ingat Bung. Nusantara adalah *TANAH PUSAKA* harus di-jaga dan di-pelihara. Oleh. Hb.IDRUS AL-HAMID, Si Hitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantata. Papua. 26, September- 2018 ).. ☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩💪🏽💪🏽💪🏽💪🏽💪🏽👍🏽👍🏽👍🏽👍🏽
Minggu, 23 September 2018
DEMOKRASI KERAKYATAN BUKAN KULTUR PETASAN
Dr. Hb. IDRUS AL HAMID, M. Si
Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA
Saudara-saudara KU. Kaum Akademik, harus menjadi *PASAK* Kesatuan Bangsa. Di-mimbar Akademik atau Non-Akademik kita tebarkan Kecintaan kepada NKRI HARGA MATI. Kalau Bukan Kita siapalagi, kalau Bukan sekarang kapan lagi. Allah akan mumuji Hamba-NYA. Yg melakukan yg terbaik terhadap Ciptaan-NYA. Baca Renungi Makna..
________________________________________
Demokrasi ke-Rakyat-an, sebuah sistem yg di torehka oleh leluhur pendiri Bangsa pada dekade awal Kemerdekaan Indoneaia Raya. Demokrasi Kerakyata adalah sumber tata-nilai yg tumbuh dan berkembang dalam Masyarakat Feodal di Indonesia. Pada Zaman Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya untuk memutuskan berbagai persoalan yg berdampak terhada EKO/POL/SOS/BUD. Maka-dari-itu, dalam sejarah ditemukan bahwa Raja2, bermusyawarah dengan Para Pembesar Kerajaan dan petugas kerajaan serta Rakya Jelata di PANDOPO dan ALUN-ALUN atau Balai pertemuan Para Raja.
Demokrasi Kerakyatan, adalah *Sistem Demokrasi* yang dikembangkan oleh kerajaan-kerajaan yg sesungguhnya wujud dari refleksi akulturasi Nilai Agama dan Budaya yg telah ber-proses dari Abad ke 7.M. Hingga awal Abad ke 21. Dimana setiap upaya penyelesaian persoalan yg dihadapi oleh masyarakat selalu di awali Do'a dan Zikir bersama atau Acar pesta Rakya denga pementasan Pewayangan dan tarian-tarian dalam satu pekan.
Saat ini, Demokrasi Kerakyatan, yg dipimpin oleh Orang yg seakan penuh **Hikmah dan Ke-bijaksana-an* bagaikan Musim *PETASAN*. Semua tampilan dalam riak dan gelombang Pesta Demokrasi layaknya *Kultur Petasan* semua bersama-sama menyuarakan Demokrasi Kerakyatan, yg adil dan beradab, di saat tahta jadi rebutan " *Nestapa Hidup Rakya Jelata* ".
Dekorasi Kerakyatan, memposisikan " Rakyat " sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, disaat memberikan mandat kepada setiap Politisi sangat berharap Nasip-nya berubah, Cita-cita dalam meraih harapan " *Baldatun Thoibbah wa Rabbun Ghafur* " NYATA ADANYA. Ada kalimat : *Lebih baik makan Singkong dari pada Makan Roti tetapi mimpi*. " Lebih baik Percaya *Guru Ngaji* dari Pada Senyum Manis *Rentenir Lintah Mera* " menusuk Jiwa yg terpenjara dalam nestapa Peradaban Indoneaia Raya.
Perhelatan *PILPRES* maupun *PELEG,* merupakan perwujudan dari *ijitihad* dalam ber-bangsa dan ber-negara. Bahwa sesungguhnya Kapal Besar yang namanya. " *N K R I* " harus sampap ke tujuan yg di harakan oleh *Leluhur Pendiri* Bangsa dan Negara. *MENANG* dan *KALA* bukan tujuan, karena sesungguhnya Ber-bangsa dan Ber-negara adalah kemampuan *Mengukir Karya Nyata* yg *Fenomenal* dan atau *Monumental berbasis Kultural NUSANTARA* yg terbentang dari Sabang hingga Merauka. *Bung* Jangan Pernah Menari denga *GENDANG* Pewarta Kapital Naga Merah.
( Saudara-saudara KU. Ingat setiap kita akan di minta pertanggung jawaban. Rasa-nya Gimana Yaaa..__ Kalau Setiap Rakyat di hadapan Allah menuntut pertanggung jawaban untuk mandat yg di berikan apa jadinya.. Di *Padang Ma'syar* memganut Paham *Demokrasi Ber-ke-Tuhanan Absolut*. Kita sedang ber-ikhtiar membangun Peradaban Bangsa, jangan pernah menebar kebencian terhadap Sesama *ANAK NEGERI*, karena sesungguh-nya Musah kita itu sama.___ Oleh. Hb.IDRUS AL-HAMID. Si Hitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantara. Papua, 24 - September - 2018 )...🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩💪🏽💪🏽💪🏽💪🏽💪🏽💪🏽👍🏽👍🏽👍🏽👍🏽
Senin, 17 September 2018
" AGAMA DAN BUDAYA PERSEKUSI__, DALAM SUKSESI PEMIMPIN BANGSA DAN NEGARA "
Dr.HABIB IDRUS AL-HAMID, M. Si
REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA
Saudara-saudara KU. Agama pasti kita pahami adalah perangkat Wahyu Ilahiyah, yg berkonatribusi terhadap Kedamaian dalam kehidupn Manusia, namun dewasa ini kenapa Isu Persekusi berirama Simbol Agama. Baca Siapa tahu ada "Hikmah".
___________________________________________
*Disaat Kita Bedah Literasi Sejarah* tentang Suksesi kepemimpinan dalam *Kelompok atau Negara* pada belahan Dunia mulai dari, EROPA, Amerika, dan negara-negara ASEAN, terlihat adanya *pertarungan dan perselisian* terjadi sebagai akibat dari upaya " *Kriminalisasi Absolusitas Sistem* " yg telah di buat dan disepakati bersama. Awal-nya setiap kelempok mengusung Jargon " *Kerakyatan dan Kemakmuran* " namun pada akhir-nya reposisi Sosial jadi Pertarungan.
Persekusi telah diakui sebagai salah satu bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan sejak 1993 dengan diadopsi-nya Statuta Pengadilan Internasional untuk Rwanda (ICTR). Setahun kemudian, dalam Statuta Pengadilan Internasional untuk Kejahatan di Bekas Negara Yugoslavia (ICTY), juga dimasukkan sebagai salah satu bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan.
Secara subtansial, tidak ada satu pun agama yang mengajarkan untuk melakukan kekerasan, baik kekerasan psikologis maupun kekerasan fisik. Islam, Kristen Pritestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu, senantiasa mengajarkan pemeluknya kepada jalan kebenaran dan perdamaian. Akan tetapi, dalam banyak kasus, mengapa agama acapkali dijadikan alat justifikasi terhadap berbagai tindak kekerasan (bc. Radikal), tak terkecuali aksi terorisme.
Di Negara Maju, standar kehidupan yang tinggi dan *Pendapatan Nasional Bruto* (PNB) yg juga relatif tinggi, disertai dengan kemajuan Teknologi dan pembagian suber Kapital ekonomi yang merata dengan angka pertumbuhan 0,4% dan angka kematian bayi 8/1000 orang, dengan usia harapan hidup 79 tahun dan angka ketergantungan hanya 20%. Membuat masyarakat lebih berkonstribusi terhadap kedamaian dalam persoalan *Sukseai Kepemimpinan*.
Lain hal-nya dengan Negara Berkembang, yang standar hidup Masyarakat sangat rendah, dengan Pendapatan Nasional Bruto rendah, serta ketergantungan terhadap pinjaman luar Negeri, akan berakibat pada pembagian sumber kapital Ekonomibtidak merata membuat Masyarakat rentan terhadap persoalan ketimpangan sosial, yang pada akibat-nya *budaya persekusi* bahagian dari fenomema yg tidak terhindarkan.
( Saudara-Saudara KU. Kita tidak sedang berperang bersama. Kita hanya melaksanakan *Amar* semuah proses *Demoratisaai Kerakyatan*, yg berkeadilan dan berkemajuan. Persekusi, Ujaran Kebencian dan menebar berita *Bohong* sesungguhnya bukan *Budaya Leluhur Bangsa Indonesia Raya*. Oleh. Hb. IDRUS AL-HAMID, Si Hitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantara. Palu, 18 September, 2018 ). 🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩 ☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽
Minggu, 02 September 2018
*" BAHAYA IMPRRIALIS KUNING "*
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID, M. Si
REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK, PAPUA
Saudara-saudara KU.. Jangan pernah *Engkau Gadaikan Harga Diri Bangsa* karena *Pegadaian* hanya menerima barang rongsokan atau bekas. Kecemasan Kaum Militan NKRI, di Timur Nusantara.
________________________________
___Saat ini Nusantara dihadapkan dengan adanya, Nafsu imperialisme "KUNING"yg sangat besar, bagaikan syahwat yang sudah naik ke ubun-ubun hingga tidak terkendali. Senjata mereka, sejak dahulu, adalah Candu, Uang, dan Wanita. Fakta-fakta di lapangan membuktikan jika Aseng, banyak menyelundupkan narkoba dalam jumlah sangat besar disela-sela misi kerjasama proyek infrastruktur-nya dengan negara lain. Di Kuwait dan Indonesia hal ini sudah terbongkar. Sayangnya, Setiap *ANAK NEGERI*, seolah tidak sadar dengan bahaya besar ini sehingga masih saja bermesraan dengan kaum komunis yang sesungguhnya musuh bebuyutan NKRI.
Apakah bangsa Indonesia akan terus terlena dan berdiam diri dengan indikasi invasi kuning ini....??? Sang. Proklamator. Bung Karno setelah menyadari, menyeru akan bahayanya Imperialis Kuning terhadap Bangsa Indonesia Raya.
Namun disaat, Amandemen UUD 1945, pada pasal 6, yg mengatur syarat seseorang menjadi Presiden, banyak hal yg janggal, seperti keberatan menggunakan Kata : *Presiden adalah Orang Indonesia Asli* (bc. PRIBUMI ). Oleh, *Prof. Amin Rais* yg saat itu menjadi *Ketua MPR*, dan melalui *Prof. J.E.Sahetapy* (Ibu-Nya China). Merubah kalimat Orang Indonesia Asli menjadi :___
*"calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendak-nya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.*
Perubahan (bc Amandemen ) tersebut memberika kesempatan dan Peluang bagi mereka yg berkewarga Negarawan, Keturunan, China, Arab, India, Pakistan atau lain-nya untuk dapat menjadi Presiden RI. Maka itulah Prof.Yusril Iza Mahendra menyebut, ada upaya sestematis untuk menguasai Nusantara oleh "Kaum KUNING" melalui Amandemen UUD 1945. Untuk Itu "Kaum Akademik" Profesor dan Doktor serta Peneliti lainnya, sebagai ANAK NEGERI, Masikah kalian *Diam Membisu 1000 bahas* menikmati himpitan *Ruang Akademi* dalam himpitan Fenomena Persekusi, Tunjangan Ser-Dos, TUKIN, Izin ke Luar Negeri berbelit-belit, RPP Pendidikan Tinggi Agama dipersulit, serta lahir-nya UIII yg sangat Prematur.
( Saudara-saudara KU, Sadar atau tidak kita sadari, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dan menjadikan "ANAK PRIBUMI" jadi Tuan di Negeri Sendiri adalah Amanah Leluhur Pendiri Bangsa dan Negara Indonesia Raya jangan kita hiyanati. Harus-nya Parlemen sebagai wakil rakya, segrah mengembalikan UUD 1945 secara Murni dan konsekwen. Oleh. Hb. IDRUS AL-HAMID.Si Hitam Manis. Jakarta Senin. 3, September. 2018 )...🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽☝🏽🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Langganan:
Postingan (Atom)
" MUNGKINKAH INI POLITIK DOMINO JEBAKAN BATMAN, ALA RATNA SARUMPET "
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA _____________________ Saudara-saudara KU. Terkadang kita harus berhen...
-
Dr. HABIB IDRUS AL-HAMID. M. Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Terkadang kita baru memahami bahwa, hidup itu h...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID,M.Si Rektor IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Saudara-saudara KU. Semoga tulisan berikut ini, dapat merangsang cakra...
-
Dr. Hb. IDRUS AL-HAMID REKTOR IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA Risalah kecil ini adalah usaha seorang insan kerdil untu...